Peranan Orang Tua dalam Mendidik Anak Secara Islami

Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional yang jatuh pada tanggal 23 Juli 2019, kali ini saya mau sharing tentang peranan orang tua dalam mendidik anak secara islami. Tulisan ini bukan bermaksud menggurui ataupun mengomentari perilaku-perilaku yang terjadi sekarang ini. Saya belum berpengalaman mempunyai momongan, tetapi saya berkaca dari kehidupan adik-adik ataupun keponakan ataupun hasil diskusi dengan mendiang suami saya.

Dewasa ini, sebagai orang tua maupun calon orang tua (seperti saya) salah memperlakukan atau mendidik anak akan berdampak buruk terhadap masa depan anak. Anak melakukan pergaulan bebas, siksa orang tua dunia akhirat. Anak mengikuti perkembangan zaman, mending kalau yang diikuti kajian, perkumpulan komunitas yang bermanfaat, kalau hal negatifnya juga siksanya dunia akhirat. Naudzubillah mindzalik.

Jadi, apa sebenarnya peranan orang tua dalam mendidik anak secara islami? Berikut tipsnya :

1. Pada saat anak masih didalam kandungan, biasakan orang tua membaca Alquran setiap waktu. Agar ketika anak sudah lahir, mereka terbiasa mendengarkan lafaz Allah syukur anak bisa menjadi hafizh atau hafizhoh. Setidaknya mereka akan terbiasa di nasehatin atas nama Allah.

2. Biasakan sedari kecil balita posisikan anak sebagai partner, bukan sebagai anak yang harus menuruti apa kemauan orang tua.

3. Perkenalkan solat sebelum anak baligh. Ajak anak solat berjaamaah dengan orang tua ke mesjid.

4. Lulus pendidikan dasar/sekolah dasar, biarkan anak memilih sekolah lanjutannya. Berikan opsi utama yaitu pesantren dan berikan pemahaman pada anak, jika mereka mondok akan lebih banyak mempelajari ilmu agama. Kalaupun mereka tidak mau melanjutkan ke pesantren, pilihkan sekolah terbaik untuknya.

5. Masuk jenjang SMA, biarkan anak memutuskan apa yang terbaik menurutnya, jangan mendikte atau bersikap provokatif, biarkan mereka berfikir apa yang terbaik menurutnya. Pada fase ini yang harus dilakukan orang tua adalah mendengarkan apa yang menjadi keluh kesah mereka dan memberikan inputan jika mereka melalui fase kegalauan. Tanpa menggurui dan emosi.

6. Fase selanjutnya dukunglah dukunglah dukunglah, karena tidak ada waktu lagi untuk orang tua agar keinginannya bisa dipenuhi anak. Jika orang tua memperlakukan baik dan bijak anak-anaknya, insyaAllah ketika mereka dewasa mereka akan mengingat kebaikan-kebaikan orang tuanya. Beda halnya dengan orang tua yang memposisikan anak untuk selalu menuruti kemauannya, yang ada anak-anaknya akan semakin menjauhi orang tuanya.

Masa tua adalah masa dimana ingin diperhatikan dan diberikan kasih sayang, kita tidak mau bukan, masa tua kita ditinggalkan anak-anak? Atau anak-anak malah menjauhi kita karena mereka berfikir kita orang yang arogan, interpensi tinggi atau egois karena selalu mengutamakan keinginannya sendiri?

Yang menentukan baik tidaknya masa tua kita adalah amal kita sendiri, bagaimana kita bersikap baik terhadap anak, orang tua, maupun orang-orang di sekitar kita. Kita berlaku baik pada anak kita belum tentu kita diuruskan pada masa tua kita. Sekali lagi hanya amal baik. Amal baik yang ridhoi Allah.

Yang utama tetaplah berbuat baik 😎♥️