Hajj dan keinginan yang terpendam

Saya dan mendiang suami menginginkan sekali untuk pergi ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah Haji dan Umroh. Qodarulloh.. semua keinginan itu harus disudahi karena Allah telah mengambil suami untuk kembali kepadaNya.

Kami berencana pergi Hajj setelah melunasi hutang riba, kami mulai menyicil untuk beli emas 30gr, karena di Pegadaian ada program Hajj 15gr/orang yang bisa diagunkan untuk mendapatkan porsi haji di tahun yang bersangkutan. Kami sudah mengumpulkan 27gr, hanya bersisa 3gr saja. Dan kami harus mengutamakan membayar hutang riba terlebih dahulu. Dan sekarang benar-benar harus berjuang sendiri lagi. Tanpa aba..

YaAllah jika engkau berkenan, pasti akan dimudahkan jalannya, walaupun sekarang saya harus berjuang sendiri untuk menekadkan tujuan pergi Hajj dan umroh ini. Semoga Allah memudahkan prosesnya dan semoga saya dan anda ditakdirkan untuk berangkat ke tanah suci.

Ya Rabb, semoga keinginan ini dapat terlaksana.. aamiin..

Sedih

Merasa sedih boleh, tetapi tidak boleh diratapi. YaAllah.. sedih banget rasanya kehilangan orang yang paling aku sayang.. semakin hari semakin berat untuk menjalani kehidupan ini..

Biasanya.. kita bersama, aku terlalu bergantung padamu aba.. subhanalloh, sekarang harus benar-benar mandiri hidup tanpa aba..

Semoga aba juga merindukanku. Aku sungguh-sungguh merasa rapuh, tidak mau menghadapi hari esok, sudah tidak ada lagi harapan.. tapi aku yakin Allah akan memberikan petunjuk padaku setelah ini.

Ada pelangi setelah hujan, ada kebahagiaan setelah kesusahan. Andai ini semua hanya mimpi, aku enggan untuk bermimpi seperti ini lagi ya Allah..

Aku belajar untuk menerima ungkapan “Allah tidak akan memberikan ujian diluar kemampuan makhluknya”. Benar-benar berat. Suami yang sangat setia, soleh, baik perilaku dan tutur katanya.. i miss him so much.

Semoga Allah mempertemukan kita ya ba.. nda benar-benar rinduu banget sama Aba.. 😫😵😖

Peranan Orang Tua dalam Mendidik Anak Secara Islami

Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional yang jatuh pada tanggal 23 Juli 2019, kali ini saya mau sharing tentang peranan orang tua dalam mendidik anak secara islami. Tulisan ini bukan bermaksud menggurui ataupun mengomentari perilaku-perilaku yang terjadi sekarang ini. Saya belum berpengalaman mempunyai momongan, tetapi saya berkaca dari kehidupan adik-adik ataupun keponakan ataupun hasil diskusi dengan mendiang suami saya.

Dewasa ini, sebagai orang tua maupun calon orang tua (seperti saya) salah memperlakukan atau mendidik anak akan berdampak buruk terhadap masa depan anak. Anak melakukan pergaulan bebas, siksa orang tua dunia akhirat. Anak mengikuti perkembangan zaman, mending kalau yang diikuti kajian, perkumpulan komunitas yang bermanfaat, kalau hal negatifnya juga siksanya dunia akhirat. Naudzubillah mindzalik.

Jadi, apa sebenarnya peranan orang tua dalam mendidik anak secara islami? Berikut tipsnya :

1. Pada saat anak masih didalam kandungan, biasakan orang tua membaca Alquran setiap waktu. Agar ketika anak sudah lahir, mereka terbiasa mendengarkan lafaz Allah syukur anak bisa menjadi hafizh atau hafizhoh. Setidaknya mereka akan terbiasa di nasehatin atas nama Allah.

2. Biasakan sedari kecil balita posisikan anak sebagai partner, bukan sebagai anak yang harus menuruti apa kemauan orang tua.

3. Perkenalkan solat sebelum anak baligh. Ajak anak solat berjaamaah dengan orang tua ke mesjid.

4. Lulus pendidikan dasar/sekolah dasar, biarkan anak memilih sekolah lanjutannya. Berikan opsi utama yaitu pesantren dan berikan pemahaman pada anak, jika mereka mondok akan lebih banyak mempelajari ilmu agama. Kalaupun mereka tidak mau melanjutkan ke pesantren, pilihkan sekolah terbaik untuknya.

5. Masuk jenjang SMA, biarkan anak memutuskan apa yang terbaik menurutnya, jangan mendikte atau bersikap provokatif, biarkan mereka berfikir apa yang terbaik menurutnya. Pada fase ini yang harus dilakukan orang tua adalah mendengarkan apa yang menjadi keluh kesah mereka dan memberikan inputan jika mereka melalui fase kegalauan. Tanpa menggurui dan emosi.

6. Fase selanjutnya dukunglah dukunglah dukunglah, karena tidak ada waktu lagi untuk orang tua agar keinginannya bisa dipenuhi anak. Jika orang tua memperlakukan baik dan bijak anak-anaknya, insyaAllah ketika mereka dewasa mereka akan mengingat kebaikan-kebaikan orang tuanya. Beda halnya dengan orang tua yang memposisikan anak untuk selalu menuruti kemauannya, yang ada anak-anaknya akan semakin menjauhi orang tuanya.

Masa tua adalah masa dimana ingin diperhatikan dan diberikan kasih sayang, kita tidak mau bukan, masa tua kita ditinggalkan anak-anak? Atau anak-anak malah menjauhi kita karena mereka berfikir kita orang yang arogan, interpensi tinggi atau egois karena selalu mengutamakan keinginannya sendiri?

Yang menentukan baik tidaknya masa tua kita adalah amal kita sendiri, bagaimana kita bersikap baik terhadap anak, orang tua, maupun orang-orang di sekitar kita. Kita berlaku baik pada anak kita belum tentu kita diuruskan pada masa tua kita. Sekali lagi hanya amal baik. Amal baik yang ridhoi Allah.

Yang utama tetaplah berbuat baik 😎♥️

My Heart has passed away

Aba..

Nda sedih, kenapa aba secepat itu meninggalkanku sendirian. Tanpa kata, tanpa ucapan..

Aba..

Andai waktu bisa terulang, ataukah seandainya aku tau, klo umurmu hanya sebentar, mungkin bisa lebih baik dari ini pengabdianku padamu. Suka duka telah kita lalui bersama.. Semoga engkau dan aku mendapatkan syafaat nabi Muhammad SAW. Kemudian dipertemukan kembali di surgaNya Allah.

Minggu malam 24 Juni 2019, sepulangnya beliau silaturahim dari Purwakarta, dia minta disiapkan makanan. Kami sempat makan malam bareng, bercanda, aku yang penasaran dengan aktifitasnya dia selama silaturahim itu. Setelah itu, minta dipijit, katanya badannya tidak enak. Sampe tertidur tepat pukul 9. Aku tidak sadar dan tidak tau kalau itu hal terakhir yang bisa kupersembahkan untuknya.

Jam 11 malam, dia pun terbangun dan duduk seraya bilang “Astagfirulloh aladzim” kemudian terjungkel ke belakang, aku yang kaget kemudian bangun dan berusaha memberikan pertolongan pertama. Yaitu memberikan aromaterapi ke hidungnya. Saking paniknya, karena dirumah cuman berdua, akhirnya aku putuskan telp keluarga yang rumahnya kurang lebih 3 km an.

Orang yang pertama dateng adalah nenek (ibu) dan orang tuaku. Sedangkan mamah dan papah datang terakhir. Kami langsung membawa Almarhum ke rumah sakit secepat mungkin. Dan setibanya di RS semua serba dimudahkan, dipercepat dan di prioritaskan.

Kemudian, aku dipanggil oleh dokter jaga disana dan mengabarkan kondisi suami. “Kondisinya kritis, beliau terkena shock jantung, kemungkinan hidup pun hanya 50:50, berdoa saja semoga mendapatkan keajaiban”. Setelah mendapatkan kabar tersebut, aku langsung ciut lemas gak berani mendekati suami. Sedih campur aduk, tapi kemudian aku sadar, dia harus diberikan semangat.

Kemudian suami sadar, dan bisa membuka mata, “Nda, pijitin tangan aba, yang ini pegel banget”, “Kepala aba pusing nda”. Seketika aku langsung ambil aromaterapi itu dan aku langsung oleskan ke bagian yang sakit. Kemudian dia ingin memegang tanganku. Itulah pegangan terakhir kami.. tersadar ketika papah menghampiri kami dan dia bilang, aduh itu kateter sakit.

Trs dia bilang lagi “Nda, itu puyuh kasih minum”, “Es nya cepetan dibuka, aba haus”. Sepintas malah terkesan itu ngigo nya dia pas kemarin kita sempat melakukan syawalan bareng.

Tidak berselang lama, kemudian dia sesak nafas, trus oksigennya minta dikecilkan, “Dok, sy mau duduk sebentar saja mau buang dahak” katanya. Kemudian dokter bilang “Jangan pak, bapak istirahat saja, tiduran capek klo bapak ngomong terus”. Aku langsung ambil sikap membopong dia buat duduk. Dan diapun membuang dahak ke tisu yang sudah aku pegang.

Tidak berselang lama, dia tidur lg.. seraya bilang “Astagfirulloh, Asyhadualla ilaa ha illalloh, waasyhaduanna muhamadarrosullulloh, Allohuakbar” sambil ngelihat ke arah kanan.

Padahal disaat itulah tekanan darahnya naik, yang semula drop dari 60 jadi 70. Hasil EKG jg bagus. Siapa sangka, itulah massa terakhirnya bersama kami di dunia.

Sedih, merasa terpukul.. ini udah qodho dan qodar Nya Allah. Semua yang bernafas akan kembali keharibaanNya.

Manusia cuman bisa berharap dan berdoa, tapi Allahlah yang menentukan. Aku berdoa, semoga suami diterima iman islamnya, amal ibadahnya, semoga dilapangkan didalam kuburnya, diterangkan didalam kuburnya. Semoga kelak kita bisa berjumpa di surgaNya Allah sebagaimana yang telah engkau ucapkan “Semoga kita menjadi suami istri hingga ke Jannah”, tepat di hari ulang tahunku.

Miss you Aba, semoga Nda bisa menjalankan hidup tanpamu di dunia. Diberikan syafaat oleh nabi Muhammad, dan jika kelak kamu masuk syurga terlebih dahulu, berikanlah aku syafaatmu 😘.

My heart was lost. Not at same like you were here. My heart is missing. Still love you.. forever..